Far Cry 3 akan hadir dengan banyak unsur kekerasan dan Ubisoft merasa hal ini bukanlah hal yang buruk karena sesuai dengan cerita yang dimilikinya.
Menurut Ubisoft merupkan kesalahan besar bila game tidak mengakui adanya unsur kekerasan maupun bila menganggap unsur ini tidak penting. Seperti misalnya ketika pahlawan yang dengan enaknya membunuh jutaan orang.
Ubisoft mengatasi masalah ini dengan menulis cerita yang sesuai dengan sistem permainan game, yaitu tentang pembunuhan. Disini tidak akan ada yang menghakimi mana yang salah mana yang benar, yang ada hanyalah seseorang yang belum pernah membunuh seorangpun tetapi dipaksa untuk bisa membunuh demi bisa menyelamatkan dirinya dan orang terdekatnya.
Mereka tidak ingin ada gamer yang merasa bahwa membunuh dengan kejam itu baik karena penjahatnya juga melakukan pembunuhan kejam. Hal ini dianalogikan seperti bila kamu membunuh nazi dengan cara yang sama seramnya dengan nazi maka kamu tidak ada bedanya dengan nazi.
Penjelasan tersebut bukan berarti akan ada Nazi kejam dan haus darah di Far Cry 3
Ubisoft telah mengeluarkan story trailer untuk game first-person shooter mereka yang akan segera rilis, Far Cry 3.Pada story trailer ini kita bisa melihat inti dari cerita Far Cry 3: sekelompok turis yang sedang bersenang-senang ditangkap oleh para orang kejam di pulau Rook, dan sang tokoh utama Jason Brody harus menyelamatkan mereka. Silahkan saksikan di bawah ini:
Terlihat pula kita akan bertarung tidak hanya melawan bandit kejam saja, melainkan harus bertahan dari serangan ikan hiu, macan dan beruang.
Far Cry 3 akan dirilis untuk Xbox 360 dan PlayStation 3 pada tanggal 29 November 2012 di Amerika dan 30 November di Eropa. Versi PC agak telat sedikit dan akan rilis pada tanggal 4 Desember 2012. (ZBT)
Pulau Tropis yang Indah dan Berdarah
Far Cry 3 adalah sekuel terbaru dari seri Far Cry. Seperti apa dunia yang akan dihadapi pemain dalam game itu, simak dalam preview berikut, hasil kerjasama KompasTekno dengan Gamexeon:
Selamat datang diucapkan bagi Far Cry 3 yang kembali lagi dari panas dan udara yang penuh debu di Benua Afrika Tengah ke kepulauan tropis.
Dengan matahari yang hangat, pantai dengan pasir putih yang indah, daun-daunan hijau serta bunga-bunga penuh warna yang bermekaran.
Apalagi jika bisa ditambah dengan sayup-sayup terdengar alunan ukulele yang mendayu-dayu.
Eits.... jangan salah. Keindahan yang bagai surga dunia itu tidak sampai di situ saja.
Suara tembakan dan ledakan saling sahut-menyahut, erangan dan makian bagai tanya jawab dalam acara televisi.
Aksi menghabisi lawan secara diam-diam dengan pisau atau melesakkan beratus-ratus peluru ke dalam benak setiap target hingga membuncahkan darah dari arteri yang terputus, merupakan pemandangan lain dari pulau tropis yang eksotis ini.
Bukan superhero
Far Cry 3 bukanlah sebuah cerita tentang seseorang yang dengan kekuatan supernya berusaha menyelamatkan dunia.
Tapi sebuah game yang menceritakan bagaimana seorang pemuda biasa yang berevolusi dari tidak memiliki pengalaman apa-apa untuk menghadapi isi pulau yang ternyata gila, menjadi seorang pemuda yang berusaha dengan segala cara untuk mempertahankan dirinya.
Dan seperti pada Far Cry 2 yang memperkenalkan Jack Carver dengan malarianya, Jason Brody sebagai karakter utama Far Cry 3 pun bukanlah seorang superhero berotot baja dan bermata x-ray.
Setelah beberapa tahun terdampar di pulau yang letaknya di perbatasan samudera Hindia dan Pasifik ini, Jason mengidap trauma psikologis yang kadang membuat dia berhalusinasi.
Jika trauma yang diidap oleh Jason itu kambuh, penglihatannya akan berkunang-kunang, keadaan di sekitarnya akan berubah warna dan seperti melayang-layang.
Kelinci percobaan
Di sinilah salah satu karakter yang bernama Dr. Earnhardt ikut berperan, berperan dalam pembentukan trauma yang dialami oleh Brody karena Earnhardt sangat tertarik dengan eksperimen obat-obatannya.
Alih-alih menyembuhkan dirinya dari luka-luka tembak, Jason mendapati dirinya menjadi seorang kelinci percobaan.
Semenjak E3 2011 yang lalu, kemunculan Vaas yang menerangkan tentang "the definiton of insanity" cukup menjelaskan bahwa apa yang dihadapi oleh Jason Brody tidaklah mudah.
Dengan latar belakang karakternya yang masuk dalam level sosiopat dan bahkan psikopat, justru telah membuat pulau tropis ini menjadi lebih berwarna lagi.
Bila Batman bersanding dengan Joker, maka pasangan Jason di Far Cry 3 ini adalah Vaas.
Dan jika Joker dalam Batman: Arkham City yang diperankan oleh Mark Hamill mendapat banyak penghargaan di tahun 2011, semoga Vaas yang diperankan oleh Michael Mando bisa mendapatkan hal yang serupa di tahun 2012 ini.
Engine bernama Dunia
Pulau yang luas seperti pada seri pertama Far Cry, memberi keasyikan sendiri untuk dijelajahi. Dengan bantuan Dunia Engine, Ubisoft Montreal membuat pulau ini beragam isinya.
Dari mulai pantai, perkampungan, hutan tropis dengan bangkai pesawat Perang Dunia II yang tergantung disulur-sulur, gua, sungai, danau dan laut yang bisa direnangi maupun diselami.
15-20 jam adalah waktu yang terlalu singkat untuk menyelesaikan game ini, dan dipastikan belum semua sudut telah disinggahi.
Karena luas neraka yang indah ini diibaratkan penggabungan peta Far Cry dan Far Cry 2 dikalikan 10 (Sepuluh, jika anda masih ragu-ragu membaca angka tersebut).
Pulau yang cukup luas ini juga yang membuat pilihan bagi gamer untuk melakukan apa saja menjadi bebas. Gamer bebas menjelajahinya dengan berjalan kaki atau dengan menggunakan kendaraan bermotor seperti mobil.
Open-ended mission
Cara menghabisi musuh pun yang bisa saja dalam jumlah banyak tergantung dari kondisi tempat gamer berada, dan kecerdikan gamer memanfaatkannya. Ubisoft menyebutnya sebagai "open-ended mission".
Pada tanggal 7 September tahun ini, gamer yang akan berperan sebagai Jason Brody berkesempatan untuk membuktikan teori "the definiton of insanity".
Sampai sejauh mana kegilaan pulau itu, sampai sejauh mana kegilaan hutan-hutan dan alam sekitarnya di sana, sampai sejauh mana kegilaan manusia-manusia yang hidup di atasnya, hingga sampai sejauh mana kegilaan gamer memainkanny Sumber